JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Vol 1, No 1, Juli 2020, Hal 18-21
ISSN 2723-4118 (Media Online)
Wahyu Budi | Page 18
Pelatihan Tata Bahasa Inggris Dasar Secara Daring Sebagai Upaya
Peningkatan Kualitas SDM Pada Siswa SMP N 10 Tambun Selatan
Wahyu Budi
1,*
, Muhamad Ekhsan
2
1
Program Studi Sastra Inggris, Universitas Dian Nusantara, Medan, Indonesia
2
Program Studi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa, Medan, Indonesia
Email:
1
wahyu.budi@undira.ac.id
AbstrakBahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang paling sering dipakai oleh masyarakat dunia. Maka dari itu,
pembelajaran bahasa Inggris di berbagai sekolah masih menjadi prioritas untuk selalu diperbaharui kualitasnya. Dalam dunia
kerja, memiliki kemampuan bahasa Inggris merupakan nilai tambah yang belum tentu dimiliki oleh semua orang, terutama
dalam keadaan dunia sekarang yang terdampak globalisasi. Fakta ini menyadarkan kita betapa pentingnya peran bahasa
Inggris untuk bekal masa depan para siswa. Semenjak terjadinya pandemi virus corona, kegiatan belajar mengajar di sekolah
pun dihentikan untuk mengurangi penyebaran virus tersebut, dan digantikan dengan kegiatan belajar mengajar secara daring.
Dalam pembelajaran daring, guru dan siswa akan terbiasa menggunakan media daring seperti google meet atau zoom dalam
berinteraksi. Berbagai bentuk upaya telah dilakukan sebagai persiapan untuk menghadapi persaingan global dan
menyesuaikan dengan keadaan pada saat pandemi. Berdasarkan analisis situasi dan sesuai dengan adanya permintaan yang
disampaikan oleh SMPN 10 Tambun Selatan, maka kami mengadakan pelatihan bahasa Inggris sesuai dengan kebutuhan para
peserta didik yaitu Pelatihan bahasa Inggris Dasar (Basic English). Target dari kegiatan ini adalah upaya meningkatkan kualitas
SDM dengan target luaran yaitu meningkatkan keterampilan bahasa Inggris dasar peserta didik dan untuk publikasi ilmiah di
jurnal nasional.
Kata Kunci: Pelatihan, Bahasa Inggris Dasar, Kualitas SDM
AbstractEnglish is one of the most commonly used international languages in the world. Therefore, learning English in
schools is still becoming a priority when it comes to improving its quality. In the employment world, having English skills is a
plus that is not necessarily owned by everyone, not to mention the situation in the world nowadays which is affected by
globalization. This makes us realized how important the roles of English language are for the future of our students. Since the
coronavirus pandemic occurred, learning activities in schools were stopped in order to minimalize the spread of the virus. They
were instead changed into online activities. In online learning, teachers and students will get used to using online media, such
as Zoom or Google Meet for interaction. Various forms of efforts have been made in preparation to face global competition and
to adapt to the conditions at this time of pandemic. Based on the analysis of current situation and under a request from
submitted by SMPN 10 Tambun Selatan, we will conduct an English language training following the needs of the students,
namely Basic English Language Training. The purpose of this activity is an effort to improve the quality of human resource with
the output of improving students’ English language skills and scientific publication in national journals.
Keywords: Training, Basic English, HR Quality
1. PENDAHULUAN
Bahasa Inggris sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari komunikasi dalam ranah internasional.
Hubungan komunikasi internasional dengan bahasa Inggris di berbagai sektor menjadi suntikan bagi banyak
kalangan di Indonesia untuk belajar dan mengasah kemampuan bahasa Inggris mereka. Terlebih lagi, semenjak
dibentuknya program AFTA yang dapat memberikan kesempatan warga asing untuk bekerja di Indonesia, dan
warga Indonesia bekerja di negara lain, maka bukan hanya sekedar keahlian dalam bekerja, tetapi seluruh
masyarakat Indonesia harus mampu berbahasa Inggris dengan baik.
Menguasai bahasa Inggris bukanlah sebuah tambahan dalam hidup seseorang, tetapi sudah termasuk
sebuah kewajiban Tanpa kemampuan berbahasa Inggris yang baik, tanpa adanya kecakapan dalam berbahasa
inggris, dan tanpa adanya pengetahuan yang cukup dalam berbahasa Inggris, maka orang tersebut akan
mengalami berbagai macam kesulitan dalam meraih kesuksesan. Sulitnya diterima di berbagai perusahaan besar
atau multi nasional merupakan salah satu contoh apabila seseorang tidak mampu berbahasa Inggris dengan baik.
Sedangkan individu yang mampu berbahasa Inggris akan dengan mudah mendapatkan jalan untuk mencapai
kesuksesan. Mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua perlu dikenal dan dipahami betul apa sebenarnya
makna bahasa itu sendiri. Sebuah definisi yang standar tentang pengertian bahasa, yaitu Language is a system of
arbitrary conventionalized vocal, written, or gestural symbol that enable members of a given community to
communicate intelligibly with one another. (Brown, 2000)
Namun demikian, meski terdapat minat yang tulus dalam belajar bahasa Inggris, terkadang para murid
terhalangi oleh kesulitan untuk memahami materi dalam proses belajar mengajar. Sebagian besar peserta didik
dalam pembelajaran bahasa Inggris sering mengalami hambatan ketika dihadapkan pada materi tata bahasa
Inggris atau grammar. Tata bahasa merupakan komponen utama dalam pembentukan kalimat sehingga peserta
didik tentu harus mempelajari materi ini dari dasar. Meskipun bahasa Inggris dan bahasa Indonesia memiliki
persamaan dalam abjad dan struktur pembentuk kalimat, aturan tata bahasa Inggris yang terikat oleh tenses
(waktu) sering menyulitkan siswa karena kata kerja dalam bahasa Indonesia tidak terpengaruh oleh perbedaan
waktu. Beberapa peneliti seperti Stern (1975), Naiman (1978) dan Rubin (1979) mencoba mengamati orang-
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Vol 1, No 1, Juli 2020, Hal 18-21
ISSN 2723-4118 (Media Online)
Wahyu Budi | Page 19
orang yang berhasil dalam menguasai bahasa asing dan berusaha menemukan bagaimana mereka mencapai
kesuksesan.
Simple Present Tense & Present Continuous Tense merupakan materi dasar dari rangkaian bentuk waktu
(tenses) dalam kalimat bahasa Inggris. Simple Present Tense banyak digunakan dalam percakapan maupun tulisan
bahasa Inggris ketika si penutur maupun penulis membicarakan tentang kebiasaan maupun fakta sekarang.
Sedangkan Present Continuous Tense digunakan untuk menjelaskan kejadian yang sedang berlangsung sekarang.
Bentuk Simple Present Tense & Present Continuous Tense diajarkan pertama kali sebelum bentuk waktu (tenses)
lainnya dari jenjang sekolah dasar, namun, sebagian besar peserta didik jenjang sekolah menengah pun belum
menguasainya dengan baik dan cenderung lupa dengan materi tersebut.
Noun atau nomina atau kata benda adalah kata yang menyatakan orang, tempat, hewan, benda dan segala
yang dibendakan, panca indera, profesi, dan lainnya. Contoh dari kata benda misalnya, buku, perpustakaan, meja
dan sebagainya. Setelah noun atau kata benda, siswa biasanya diberikan materi Quantifiers, yang merupakan hal
penting yang cukup rumit untuk dipelajari karena ada bermacam-macam quantifiers dalam bahasa Inggris.
Quantifiers adalah sebuah kata yang mendahului kata benda dan berfungsi untuk menunjukkan jumlah dari benda
tersebut, contohnya, a little milk. Umumnya quantifier diikuti oleh kata benda, tetapi dalam beberapa hal, kita
dapat menggunakannya tanpa kata bendanya apabila kata benda yang dimaksud cukup jelas. Ada juga
beberapa quantifiers yang memiliki artian yang sama, namun dibedakan karena yang satu digunakan
untuk countable nouns sementara yang satunya digunakan untuk uncountable nouns. Countable nouns adalah
benda yang dapat kita hitung jumlahnya; contohnya, a table, two chairs. Uncountable nouns adalah benda yang
tidak dapat dihitung dan hanya memiliki bentuk singular; contohnya, some furniture, some fruit.
Kemudian ada articles yang sangat dasar namun belum tentu dikuasai oleh para murid. Articles, atau kata
sandang, dibedakan menjadi dua, yaitu definite articles dan indefinite articles. Definite articles adalah kata sandang
tertentu yang berupa kata sandang ‘the’ dan digunakan pada kata benda tertentu saja, seperti misalnya digunakan
untuk kata benda yang telah disebut pada kalimat sebelumnya, digunakan untuk menunjukan kitab suci, tempat,
laut atau wilayah, digunakan untuk kata yang menunjukan bangsa atau orang secara kolektif, digunakan dalam
bentuk superlative dan ordinal numbers, digunakan untuk nama keluarga dalam bentuk jamak yang berarti family,
digunakan untuk nama benda yang hanya terdapat satu-satunya. Sedangkan indefinite articles adalah memakai
kata sandang ‘a’ dan ‘an’ yang memiliki arti sebuah. Kata sandang ‘a’ digunakan untuk benda tunggal yang dimulai
dengan bunyi konsonan sedangkan ‘an’ digunakan untuk kata-kata benda yang diawali dengan huruf vokal.
Dalam mempelajari bahasa Inggris atau bahasa apapun. kosakata atau pembendaharaan kata menjadi hal
yang penting. Semakin banyak kosakata yang dihapal maka semakin mudah juga kita belajar dan memahami
pembelajaran suatu bahasa.
Siswa-siswi SMP N 10 Tambun Selatan merupakan beberapa dari segelintir yang mengalami kesulitan
tersebut, dan mereka perlu mendapatkan pengulangan materi Simple Present Tense & Present Continuous Tense
agar mempermudah jalan untuk mempelajari materi tenses selanjutnya. Mereka juga memerlukan pengulangan
materi melalui pelatihan mengenai noun, quantifier, dan article agar mereka lancar dalam memahami kosakata
bahasa Inggris. Menurut Mathis (2002), pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan
tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi.
Oleh karena itu, peran serta dosen bahasa Inggris dalam pengabdian masyarakat dapat meminimalisir
kesulitan siswa terhadap pembelajaran tata bahasa Inggris, khususnya Simple Present Tense & Present Continuous
Tense, Noun, Quantifier, dan juga Article dalam proses belajar mengajar di SMP N 10 Tambun Selatan, serta dapat
menciptakan suasana baru dalam pembelajaran di luar kelas agar memberi celah masuknya materi tersebut dalam
pemahaman siswa secara psikologis. Harapannya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut
Soekidjo Notoatmojo (2003), kualitas sumber daya manusia menyangkut dua aspek, yaitu aspek fisik yang
menyangkut kemampuan bekerja, berfikir dan ketrampilan-ketrampilan lain.
2. METODE PELAKSANAAN
Untuk pencapaian target luaran yang telah direncanakan sebelumnya, berbagai metode pelaksanaan dilakukan
dalam kegiatan pengabdian masyarakat di SMP N 10 Tambun Selatan. Adapun metode pelaksanaan tersebut
antara lain sebagai berikut:
2.1 Analisis Kebutuhan
a. Motivasi:
Peserta diberikan motivasi tentang pentingnya bahasa Inggris dalam jenjang karir dan pentingnya penguasaan
menguasai materi tata bahasa / grammar dalam percakapan bahasa Inggris umum. Pemberian motivasi dalam
kegiatan belajar mengajar membantu siswa sebagai peserta untuk mengembangkan minat dan usaha dalam
mempelajari bahasa Inggris dan memahami materi dengan baik.
b. Persepsi:
Peserta diberi pemahaman tentang kalimat-kalimat sederhana berkaitan dengan bentuk kalimat Simple
Present Tense & Present Continuous Tense yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kemudian,
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Vol 1, No 1, Juli 2020, Hal 18-21
ISSN 2723-4118 (Media Online)
Wahyu Budi | Page 20
peserta diberikan rumus dasar bentuk kalimat tersebut untuk menjadi acuan dalam membuat kalimat Simple
Present Tense & Present Continuous Tense dengan baik dan benar. Selain itu, peserta juga diberikan pemahaman
mengenai noun, quantifier, dan article dan penggunaannya di dalam sebuah kalimat agar mereka tidak tertukar
saat menulis atau membuat sebuah kalimat.
2.2 Penentuan Materi dan Metode
Kegiatan ini bertujuan agar peserta dapat mengenal kalimat-kalimat sederhana dalam bahasa Inggris. Selain itu,
peserta dapat memahami penggunaan Simple Present Tense dan membedakan bentuk kalimat tersebut dengan
bentuk kalimat Present Continuous Tense yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya masing-masing.
a. Elaborasi: Kegiatan elaborasi dalam pengabdian masyarakat ini meliputi:
1. Diskusi dan tanya jawab,
Peserta mengenal dan memahami rumus dasar kalimat Simple Present Tense dan Present Continuous Tense
dengan cara mengaplikasikannya ke dalam kalimat-kalimat sederhana yang sering digunakan dalam
percakapan sehari-hari, dengan menerapkan penggunaan noun, quantifier, dan article yang baik dan benar.
Narasumber sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar memberikan bimbingan tugas, diskusi, dan
tanya jawab kepada para siswa sebagai peserta untuk memunculkan gagasan baru secara lisan maupun
tertulis, menganalisis dan menyelesaikan masalah secara individu maupun kelompok, memberikan
kesempatan peserta untuk berpikir dan bertindak tanpa rasa takut, membuat eksplorasi baik lisan maupun
tulisan secara individu maupun kelompok, serta menyajikan hasil kerja secara bertanggung jawab.
2. Dialog dan Praktik
Peserta secara lisan dan tulisan membuat kalimat kalimat sederhana dalam bentuk Simple Present Tense
atau Present Continuous Tense dan mengerjakan tugas latihan soal-soal tentang kalimat sederhana.
b. Konfirmasi: Kegiatan konfirmasi dalam pengabdian masyarakat ini meliputi:
1. Narasumber melakukan sesi tanya jawab mengenai beberapa hal dalam materi yang belum dipahami oleh
peserta.
2. Narasumber dan peserta meluruskan kesalahpahaman saat proses transfer ilmu dan memberikan
penguatan dan penyimpulan akhir.
Pelaksanaan kegiatan peningkatan kemampuan bahasa Inggris siswa kelas VII tahun pelajaran 2019/2020 di
wilayah Tambun Selatan dilaksanakan di bulan Juni dengan rincian selama 3 hari pertemuan. Narasumber dengan
seorang rekan kerja membagi subjek materi menjadi 5, yaitu simple present tense, present continuous tense, noun,
quantifier, dan article. Kegiatan ini diawali dengan pengenalan kalimat-kalimat sederhana dengan
menghubungkan bentuk kalimat simple present tense yang sering diaplikasikan dalam percakapan sehari-hari.
Adapun rincian tabel kegiatan materi dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Rincian Kegiatan Materi
Hari
Media
Aktivitas
Jumat
Group WA
Perkenalan
Pre-Test
Brainstorming mengenai bahasa Inggris dasar
Sabtu
Zoom
Pembahasan:
- Simple Present Tense
- Present Continuous Tense
- Noun
- Quantifier
- Article
Minggu
Group WA & Zoom
Pengulangan kembali materi (review) dengan tanya jawab
Post-Test
Penutupan Kegiatan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan berdasarkan hasil studi analisis melalui interview dan
observasi melalui wawancara dan observasi kepada mitra yaitu SMP N 10 Tambun Selatan. Berdasarkan hasil
analisis situasi tersebut, tim mengidentifikasi beberapa permasalahan yang dihadapi mitra. Kegiatan pelatihan
bahasa Inggris secara daring di tengah situasi pandemi menjadi solusi untuk meningkatkan kemampuan dasar
bahasa Inggris Siswa SMP N 10 Tambun Selatan dan untuk mempersiapkan mereka terjun ke dunia kerja nantinya.
Langkah awal yang dilakukan tim pelaksana adalah koordinasi dengan pihak SMP N 10 Tambun Selatan dan
menyepakati beberapa hal, yaitu:
a. pendataan jumlah anggota yang bersedia mengikuti kegiatan pelatihan,
b. penyusunan jadwal (hari) pelatihan,
c. penyediaan sarana dan prasarana pelatihan,
JPM: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Vol 1, No 1, Juli 2020, Hal 18-21
ISSN 2723-4118 (Media Online)
Wahyu Budi | Page 21
d. evaluasi hasil kegiatan.
Pihak SMP N 10 Tambun Selatan berperan aktif mengkoordinir peserta didik untuk mengikuti pelatihan
sesuai jadwal. Secara garis besar, terdapat 3 (tiga) kegiatan utama dalam pengabdian kepada masyarakat, yaitu:
a. Tahap Persiapan Kegiatan
Pelatihan Persiapan kegiatan pelatihan bahasa Inggris dimulai dengan koordinasi tim dengan SMP N 10
Tambun Selatan untuk mempersiapkan kegiatan. Persiapan tersebut meliputi pengaturan jadwal dan
mengidentifikasi alat dan bahan yang akan digunakan pada pelaksanaan program. Selanjutnya tim melakukan
koordinasi internal untuk mempersiapkan alat dan bahan untuk pelatihan, termasuk media pembelajaran.
Materi untuk pelatihan juga disiapkan dengan cara melakukan kajian terhadap beberapa literatur terkait dan
menyusun materi sesuai kebutuhan mitra. Sebagai bahan untuk evaluasi, tim menyiapkan 2 (dua) materi tes
untuk pre-test dan post-test.
b. Pelaksanaan Pelatihan Bahasa Inggris
Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan selama 3 (tiga) pertemuan pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Pada
pertemuan pertama, pelaksanaan pre-test untuk menganalisa kemampuan awal peserta via group Whatsapp.
Pertemuan kedua difokuskan pada pemberian materi kepada peserta via aplikasi zoom. Setelah itu, tim
melaksanakan evaluasi pemahaman peserta melalui post-test pada pertemuan yang ketiga. Mereka sangat
antusias untuk mengikuti pelatihan dan berharap mendapatkan pengalaman lebih dalam meningkatkan
kemampuan bahasa Inggris mereka. Hasil analisa pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan
rata-rata hasil belajar peserta. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar yang juga dapat
diartikan sebagai peningkatan pemahaman materi. Antusiasme peserta dalam mengikuti pelatihan ini sangat
tinggi. Jumlah peserta yang bersedia mengikuti pelatihan adalah 35 orang dan kehadiran selama 3 kali
pertemuan adalah 100%
c. Evaluasi
Setelah pelatihan selesai dilaksanakan, tim mengevaluasi pelaksanaan kegiatan secara internal dan kemudian
bersama pihak SMP N 10 Tambun Selatan. Evaluasi dilakukan untuk menganalisa keberhasilan program dan
mengidentifikasi rencana keberlanjutan program berdasarkan hasil tes, tingkat kehadiran, dan adanya
peningkatkan kemampuan bahasa Inggris para murid. Secara umum, langkah-langkah kegiatan yang dilakukan
tim pelaksana pengabdian sebagai solusi memecahkan masalah penguasaan bahasa Inggris di SMP N 10
Tambun Selatan adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Statistik Deskriptif Hasil Pembelajaran
Keterangan
Std. Deviasi
Std. Error Mean
Pre-Test
4,47811
0,76798
Post-Test
3,34112
0,57299
Sumber: Data Pengabdian yang telah diolah (2020)
Tabel perbandingan di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata pre-test dan post-test. Tabel
tersebut menyatakan bahwa hasil dari nilai pre-test adalah 62,64 dan hasil dari nilai post-test adalah 75,44. Hal
ini bisa disimpulkan bahwa hasil nilai post-test yang lebih tinggi dibandingkan nilai pre-test menunjukkan adanya
peningkatan yang cukup signifikan antara nilai pre-test dan nilai post-test.
4. KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari kegiatan pengabdian masyarakat di SMP N 10 Tambun Selatan
yaitu:
1. Program kegiatan Pelatihan Bahasa Inggris Dasar secara daring di sambut positif oleh siswa maupun pihak
sekolah SMP N 10 Tambun Selatan.
2. Dorongan yang sangat tinggi dari Siswa SMP N 10 Tambun Selatan untuk menambah ilmu dan ketrampilan
dalam berbagai bidang khususnya penguasaan bahasa Inggris dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, H.D. 2000. Principles of Language Learning and Teaching. Fourth Edition. Englewood Cliffs: Wesley Longman.
Mathis R.L dan Jackson J.H, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Salemba Empat.
Naiman, N. (1978). The Good Language Learner. Research in Education Series No. 7.
Rubin, J. (1975). What the" good language learner" can teach us. TESOL quarterly, 41-51.
Stern, P. C., & Kalof, L. (1979). Evaluating social science research. New York: Oxford University Press.
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta